Beranda | Artikel
Obat Riya - Syaikh Shalih Al-Ushoimi #NasehatUlama
Jumat, 13 Agustus 2021

Obat Riya – Syaikh Shalih Al-Ushoimi #NasehatUlama

Kemudian beliau menyebut salah satu obat riya, yaitu seseorang harus berpikir bahwa mahluk seluruhnya tidak mampu mendatangkan manfaat dan mudharat kepadanya kecuali apa yang telah ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya.

Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendatangkan mudharat dan manfaat. Jika makhluk paling mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak dapat mendatangkan mudharat dan manfaat bagi dirinya sendiri, maka terlebih lagi selain beliau.

Jika kamu memperhatikan ini pada manusia, bahwa mereka tidak dapat menambah atau mengurangi suatu apapun bagimu, maka itu akan membuatmu tidak mempedulikan mereka lagi untuk melakukan riya’.

Selain itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kesempurnaan hikmah-Nya Dia akan membalas orang yang riya’ dengan hal yang menyelisihi tujuannya.

Hal ini karena orang yang riya’ menampakkan amalannya agar orang-orang berterima kasih kepadanya.

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala membalasnya dengan menyingkap keburukan niatnya di hadapan orang-orang…

dan menyingkap kejelekan tujuannya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Jundub radhiyallahu ‘anhu dalam Shahihain,

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang melakukan sum’ah, maka Allah akan memperdengarkan aibnya dan siapa yang melakukan riya’, maka Allah akan memperlihatkan aibnya.”

Sum’ah dan riya’ memiliki sisi kesamaan, yaitu sama-sama ingin memamerkan amalan kepada orang lain, namun keduanya berbeda dari sisi cara memamerkannya.

Adapun sum’ah merupakan upaya memamerkan amalan agar orang-orang dapat MENDENGARNYA sehingga mereka memujinya atas amalan itu.

Sedangkan riya’ adalah upaya memamerkan amalan agar orang-orang dapat MELIHATNYA, sehingga mereka memujinya atas amalan itu.

===================

ثُمَّ ذَكَرَ مِنْ أَدْوِيَةِ الرِّيَاءِ

أَنْ يُفَكِّرَ الْإِنْسَانُ بِأَنَّ الْخَلْقَ

كُلَّهُمْ لَا يَقْدِرُونَ عَلَى نَفْعِهِ وَلَا عَلَى ضَرِّهِ إِلَّا

بِمَا قَدَّرَهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَيْهِ

فَهُمْ لَا يَمْلِكُونَ لَهُم ضَرًّا وَلَا نَفْعًا

وَإِذَا كَانَ أَشْرَفُ الْخَلْقِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

لَا يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلا نَفْعًا فَمَا بَالُكَ بِغَيْرِهِ؟

فَإِذَا لَاحَظْتَ هَذَا فِي النَّاسِ

وَأَنَّهُمْ لَا يَزِيْدُوْنَكَ شَيْئًا وَلَا يَنْقُصُوْنَكَ شَيْئًا

حَمَلَكَ ذَلِكَ عَلَى عَدَمِ مُلَاحَظَتِهِم بِالرِّيَاءِ

ثُمَّ إِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مِنْ كَمَالِ حِكْمَتِهِ

يُعَاقِبُ الْمُرَائِيَ بِضِدِّ قَصْدِهِ

فَإِنَّ الْمُرَائِيَ يُظْهِرُ عَمَلَهُ

لِيَشْكُرَهُ النَّاسُ عَلَيْهِ

فَيُعَاقِبُهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

بِأَنْ يُطْلِعَ الْخَلْقَ عَلَى سُوءِ نِيَّتِهِ

وَقُبْحِ سَرِيرَتِهِ

كَمَا جَاءَ فِي حَدِيثِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي الصَّحِيحَيْنِ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِهِ

وَمَنْ رَاءَى رَاءَى اللهُ بِهِ

وَالتَّسْمِيْعُ وَالرِّيَاءُ يَشْتَرِكَانِ فِي كَوْنِهِمَا إِظْهَارًا لِلْعَمَلِ

وَيَفْتَرِقَانِ فِي الْأَدَاةِ

فَإِنَّ التَّسْمِيْعَ إِظْهَارُ الْعَمَلِ

لِيَسْمَعَ النَّاسُ بِهِ

فَيَحْمَدُوْهُ عَلَيْهِ

وَالرِّيَاءُ إِظْهَارُ الْعَمَلِ

لِيَرَاهُ النَّاسُ فَيَحْمَدُوْهُ عَلَيْهِ


Artikel asli: https://nasehat.net/obat-riya-syaikh-shalih-al-ushoimi-nasehatulama/